Senin, 11 Maret 2013

Kumpulan Sinopsis Cerpen Manteb

Kumpulan Sinopsis Cerpen - deru burung besi itu semakin nyaring demikian melalui tempatnya berjongkok. ia menghentikan gerakan tangannya. menggiring burung itu lenyap dari mata lamurnya. lantas, tangannya kembali menggumuli cucian pakaian yang tidak kunjung habis itu. sebagian detik sekali, tangan keriputnya berhenti, lantas ia menampari pipi serta kaki. nyamuk di belantara beton nyatanya lebih ganas daripada nyamuk-nyamuk rimba yang saban pagi menyetubuhi kulitnya waktu menyadap karet nun jauh di pedalaman sumatera-selatan sana : tanah abang.

ia menarik napas, melegakan dada ringkihnya yang merasa semakin menyempit. kicauan televisi tetangga menenggelamkan helaan napasnya. nada musik, iklan, serta semua perihal. wanita itu kembali menghela napas. lantas, bangkit dari jongkoknya, menghimpit tuas sumur pompa. irama air mengalir didalam ritme yang kacau. terkadang besar, terkadang kecil, bersamaan tenaganya yang timbul-tenggelam. air keruh mencukupi bak plastik, menindih-nindih pakaian yang bergelut busa deterjen. bau karet tercium menyengat demikian air itu jatuh layaknya terjun.

ia yaitu mak inang. belum genap satu purnama wanita tua itu terdampar di rimba jakarta, diantara semak-belukar rumah kontrakan yang berdesak-desakan jenis jamur kuping yang mengembang apabila musim hujan di kebun karetnya. hidungnya lalu belum akrab dengan bau bacin selokan berair hitam kental yang mengalir di belakang kontrakan berdinding triplek anak lanangnya. apalagi, mak inang tetap kerap terkaget-kaget apabila tikus-tikus got jakarta yang bertubuh hitam-besar lagi gemuk melebihi kucing betinanya di kampung, tiba-tiba berlarian di depan matanya.

sebenarnya, ia lalu tetap tidak yakin apabila terjaga dari lelapnya yang tidak dulu pulas, bila selanjutnya ia menjejakkan kaki di ibu kota jakarta yang sering dikisahkan orang-orang di kampungnya. satu area yang amat asing, aneh, serta demikian mengagumkan didalam cerita mak rifah, mak sangkut, serta sebagian wanita kampung karibnya, terlepas perempuan-perempuan itu berkunjung ke anak bujang maupun gadis mereka. suatu hal yang terdengar layaknya surganya dunia. serba mewah, serba manis, serba tidak dapat ia pikirkan.

”kesinilah, mak. tengoklah anak lanangku, cucu bujang emak. parasnya rupawan serupa almarhum ebak, ” tersebut nada jamal kepadanya sebagian pekan silam. nada anak lanangnya yang kemerosok layaknya radio tua, ia lalu melipat kening waktu tahu nada itu datang dari benda aneh di genggamannya.

”dengan siapa mak ke situ ?” lontarnya. ada hasrat yang menyeruak saat itu juga di dada mak inang. hasrat yang sejatinya telah lama terpendam. sudah lama ia pingin lihat jakarta. ibu kota yang sudah dikunjungi karib-karibnya. namun, ia senantiasa tidak punya alasan kesana, walau anak lanangnya, yang hanya hanya satu ia punyai tak hanya dua gadisnya yang sudah dibawa suami mereka di kampung sebelah, merantau ke kota itu. belum dulu jamal menawarinya kesana. tidak heran, saat petang itu jamal memintanya datang, ia lekas-lekas menanggapinya - Kumpulan Sinopsis Cerpen.